Mikrobiologi
berasal dari bahasa Yunani, yaitu mikros = sangat kecil, bios = makhluk hidup,
dan logos = ilmu. Mikrobiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari makhluk
hidup yang sangat kecil dengan diameter kurang dari 1 mm yang hanya dapat
dilihat dengan mikroskop. Makhluk hidup
yang sangat kecil
tersebut disebut dengan
mikrobia, mikroba,
mikroorganisme, protista atau jasad renik, yang meliputi protozoa, algae,
fungi, bakteri dan virus.
Sedangkan yang dimaksud mikroba adalah jasad hidup yang ukurannya
kecil. mikroba bukan hanya karena
ukurannya yang kecil,
sehingga sukar dilihat
dengan mata biasa,
tetapi juga pengaturan kehidupannya
yang lebih sederhana
dibandingkan dengan jasad
tingkat tinggi. Mata biasa tidak dapat melihat jasad yang ukurannya
kurang dari 0,1 mm. Ukuran mikroba biasanya dinyatakan dalam mikron (µ), 1
mikron adalah 0,001 mm. Sel mikroba umumnya
hanya dapat dilihat
dengan alat pembesar atau
mikroskop, walaupun demikian
ada mikroba yang
berukuran besar sehingga dapat dilihat
tanpa alat pembesar.
Secara
klasik jasad hidup
digolongkan menjadi dunia
tumbuhan (plantae) dan dunia binatang (animalia). Jasad
hidup yang ukurannya
besar dengan mudah
dapat digolongkan ke dalam
plantae atau animalia,
tetapi mikroba yang
ukurannya sangat kecil
ini sulit untuk digolongkan
ke dalam plantae
atau animalia. Selain
karena ukurannya, sulitnya
penggolongan juga disebabkan
adanya mikroba yang mempunyai sifat antara plantae dan animalia.
Menurut teori
evolusi, setiap jasad
akan berkembang menuju
ke sifat plantae
atau animalia. Hal ini
digambarkan sebagai pengelompokan
jasad berturut-turut oleh Haeckel,Whittaker, dan
Woese. Berdasarkan perbedaan
organisasi selnya, Haeckel membedakan dunia tumbuhan (plantae)
dan dunia binatang (animalia), dengan protista.Protista untuk menampung jasad
yang tidak dapat dimasukkan pada golongan plantae dan animalia. Protista
terdiri dari algae atau ganggang, protozoa, jamur atau fungi, dan bakteri yang mempunyai sifat
uniseluler, sonositik, atau multiseluler tanpa
diferensiasi jaringan. Whittaker
membagi jasad hidup
menjadi tiga tingkat
perkembangan, yaitu:
(1). Jasad prokariotik yaitu bakteri dan ganggang biru (Divisio
Monera),
(2). Jasad eukariotik uniseluler yaitu algae sel tunggal, khamir dan
protozoa (Divisio Protista) dan
(3) Jasad eukariotik multiseluler dan multinukleat yaitu Divisio
Fungi, Divisio Plantae, dan Divisio Animalia.
Sedangkan Woese menggolongkan jasad
hidup terutama berdasarkan susunan kimia
makromolekul yang terdapat
di dalam sel.
Pembagiannya yaitu terdiri Arkhaebacteria, Eukaryota (Protozoa,
Fungi, Tumbuhan dan Binatang), dan Eubacteria.
1.
PENEMUAN ANIMALCULUS
Awal terungkapnya dunia mikroba adalah
dengan ditemukannya mikroskop oleh Leeuwenhoek
(1633-1723). Mikroskop temuan
tersebut masih sangat
sederhana,dilengkapi satu lensa
dengan jarak fokus
yang sangat pendek,
tetapi dapat menghasilkan
bayangan jelas yang perbesarannya antara 50-300 kali.Leeuwenhoek melakukan
pengamatan tentang struktur mikroskopis biji, jaringan tumbuhan
dan invertebrata kecil,
tetapi penemuan yang
terbesar adalah diketahuinya dunia mikroba yang disebut
sebagai “animalculus” atau hewan kecil. Animalculus adalah jenis-jenis mikroba
yang sekarang diketahui
sebagai protozoa, algae,
khamir, dan bakteri.
2.
TEORI
ABIOGENESIS DAN BIOGENESIS
Penemuan
animalculus di alam,
menimbulkan rasa ingin
tahu mengenai asal usulnya. Menurut teori abiogenesis,
animalculus timbul dengan sendirinya dari bahan-bahan mati.
Doktrin abiogenesis dianut
sampai jaman Renaissance,
seiring dengankemajuan
pengetahuan mengenai mikroba, semakin lama doktrin tersebut menjadi tidak
terbukti. Sebagian ahli menganut teori biogenesis, dengan pendapat bahwa
animalcules terbentuk dari “benih” animalculus yang selalu berada di udara.
Untuk mempertahankan pendapat
tersebut maka penganut
teori ini mencoba
membuktikan dengan berbagai
percobaan.
Fransisco Redi
(1665), memperoleh hasil
dari percobaannya bahwa
ulat yang berkembang
biak di dalam
daging busuk, tidak
akan terjadi apabila
daging tersebut disimpan di dalam
suatu tempat tertutup yang tidak dapat disentuh oleh lalat. Jadi dapat disimpulkan
bahwa ulat tidak secara spontan berkembang dari daging. Percobaan lain yang dilakukan
oleh Lazzaro Spalanzani
memberi bukti yang
menguatkan bahwamikroba tidak
muncul dengan sendirinya, pada percobaan menggunakan kaldu ternyata pemanasan dapat menyebabkan animalculus
tidak tumbuh. Percobaan
ini juga dapat
menunjukkan bahwa perkembangan mikrobia di dalam suatu bahan, dalam arti
terbatas menyebabkan terjadinya perubahan kimiawi pada bahan tersebut.
Percobaan yang dilakukan oleh Louis Pasteur
juga banyak membuktikan bahwa teori abiogenesis
tidak mungkin, tetapi
tetap tidak dapat
menjawab asal usul animalculus. Penemuan
Louis Pasteur yang
penting adalah (1)
Udara mengandung mikrobia yang
pembagiannya tidak merata,
(2) Cara pembebasan
cairan dan bahan-bahan
dari mikrobia, yang
sekarang dikenal sebagai
pasteurisasi da sterilisasi. Pasteurisasi adalah
cara untuk mematikan
beberapa jenis mikroba
tertentu dengan menggunakan uap
air panas, suhunya kurang lebih 62oC. Sterilisasi adalah cara untuk mematikan mikroba
dengan pemanasan dan
tekanan tinggi, cara
ini merupakan penemuan bersama
ahli yang lain.
3.
PENEMUAN BAKTERI BERSPORA
John Tyndall
(1820-1893), dalam
suatu percobaannya juga mendukung pendapat Pasteur. Cairan
bahan organik yang sudah dipanaskan dalam air garam yang mendidih selama 5
menit dan diletakkan di dalam ruangan bebas debu, ternyata tidak akan membusuk
walaupun disimpan dalam waktu berbulan-bulan, tetapi apabila tanpa pemanasan
maka akan terjadi pembusukan. Dari percobaan Tyndall ditemukan adanya fase termolabil
(tidak tahan pemanasan,
saat bakteri melakukan
pertumbuhan) dan termoresisten
pada bakteri (sangat tahan terhadap panas).
Dari penyelidikan ahli botani Jerman yang
bernama Ferdinand Cohn,
dapat diketahui secara
mikroskopis bahwa pada fase
termoresisten, bakteri dapat membentuk endospora. Dengan penemuan
tersebut, maka dicari
cara untuk sterilisasi
bahan yang mengandung bakteri
pembentuk spora, yaitu
dengan pemanasan yang terputus
dan diulang beberapa kali
atau dikenal sebagai
Tyndallisasi. Pemanasan dilakukan
pada suhu 1000C
selama 30 menit,
kemudian dibiarkan pada suhu kamar selama
24 jam,cara ini diulang sebanyak
3 kali. Saat dibiarkan pada suhu kamar, bakteri berspora yang masih
hidup akan berkecambah
membentuk fase pertumbuhan
/ termolabil, sehingga dapat dimatikan pada pemanasan
berikutnya.
Semoga bermanfaat hhe... :)
Kunjungi Juga: http://www.poltekkestasikmalaya.ac.id
Kunjungi Juga: http://www.poltekkestasikmalaya.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar