Senin, 27 Mei 2013

Alkaloid




Definisi:
Senyawa yang mempunyai satu atau lebih atom N (biasanya dalam cincin heterosiklik) dan pada umumnya mempunyai aktivitas fisiologis baik terhadap manusia maupun pada hewan.

Sifat :
Bentuk :
·         Kebanyakan berbentuk Kristal,sebagian lagi berbentuk amorf
·         Bentuk cair : konini, nikotin, spaertein
Warna :
·         Kebanyakan tidak berwarna
·         Kuning(berberin), merah (betanin)
Rasa : umumnya pahit
Kelarutan :
·         Bentuk bebas : tidak larur air, larut dalam pelarut organik
·         Bentuk garam : mudah larut air
Kebasaan :
·         Umumnya bersifat basa (kebasaan tergantung pada gas fungsi dekat atom N)
·         Mudah dioksidasi menjadi N-oksida
·         Pembentukan garam mencegah dekomposisi sehingga secara komersial alkaloid banyak terdapat dalam bentuk garam
Klasifikasi Struktur
1.        Alkaloid sekunder (contoh: koniin)
2.        Akaloid Tersier (contoh: strikhnin)
3.        alkaloid kuarterner (contoh: trigonelin) ® larut dalam air

Pemisahan dan identifikasi:
1. Deteksi pendahuluan
Penapisan fitokimia dengan menggunakan pereaksi kiimia
Prinsip:
Alkaloid akan memberikan endapan dengan garam-garam logam berat tertentu, berdasarkan pembentukkan senyawa kompleks yang tidak larut
Alkaloid + Pereaksi Mayer ® endapan putih
Alkaloid + Pereaksi Dragendorff ® endapan jingga
Alkaloid + Pereaksi Bouchardat ® endapan jingga

1. Deteksi pendahuluan
Kromatografi
         Alkaloid tidak dapat dideteksi hanya dengan kromatografi tunggal ® secara kimia alkaloid sangat beragam
         Alkaloid dideteksi dengan penampak bercak seperti: Dragendorff
2. Ekstraksi
         Metode: Maserasi, perokolasi, ekstraksi dgn alat Soxhlet
         Pelarut: MeOH (alkaloid garam), kloroform, DCM (alkaloid basa)
         Teknik: Ekstraksi gradien pH Ekstraksi gradien polaritas
3.        Pemisahan dan pemurnian
KLT (Kromatografi Lapis Tipis) :
fase diam : si-gel G
fase gerak :MeOH-NH4OH (200:3)
deteksi : UV 366 nm (fluoresensi), dragendorf, marquis, iodoplatinat.
4. Analisis struktur
Syarat   : senyawa harus murni
         Spektro. UV® gugus kromofor
         Spektro. IM® gugus fungsional
         MS              ® fragmentasi dan BM (GC-MS atau LC-MS)
         NMR® rangka struktur

5. Analisis Kuantitatif
         KLT ® Densitometri
         HPLC
         GC

Analisis Kuinon
PENDAHULUAN
          Kuinon alam biasanya merupakan pigmen warna kuning sampai kehitaman
          Tetapi kurang berperan dalam memberikan warna tumbuhan tinggi karena biasanya tertutupi oleh pigmen lain.
          Kuinon alam digolongkan dalam 4 kelompok : Benzokuinon, Naftokuinon, Antrakuinon, dan Kuinon isoprenoid.
          Tiga kelompok pertama biasanya terhidroksilasi dan bersifat senyawa fenol.
          Antrakuinon merupakan golongan kuinon yang terbesar dan diketahui memiliki efek sebagai pencahar

SIFAT
          Kuinon mudah larut dalam pelarut lemak (btk glikosida : sedikit larut dalam air) , dan akan terekstraksi bersama-sama dengan      karotenoid dan klorofil . Dapat terpisah dengan Kromotografi.
          Pada KLT bercak berwarna pudar dan tidak bereaksi bila diuapi amoniak.
DETEKSI AWAL :
          Reaksi reduksi bolak-balik yang mengubah kuinon menjadi senyawa tak berwarna, kemudian warna kembali lagi bila terjadi oksidasi oleh udara.
          Reduksi :  dengan menambahkan Na borohidrida
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
Pelat Silika Gel
          Pengembang bersifat polar untuk pemisahan Antrakuinon
         Misal : EtOAc : MeOH : Air (100 : 16,5 : 13,5)
          Pengembang bersifat non polar untuk pemisahan benzokuinon  dan naftokuinon
          Pendeteksi  :
         Sinar UV  : terlihat bercak berwarna
         Larutan KOH 10% dalam metanol : warna yang semula kuning menjadi merah, ungu, hijau atau lembayung
KCKT
          Kolom Micropak CH – 5
          Fase gerak : Metanol : Air (1 :1) yang diasamkan sampi pH 3
IDENTIFIKASI
          Spektrum UV
Untuk antarakuinon  akan terlihat 4 atau 5 puncak serapan yang terletak antara 215-300 nm dan 430 nm
          Spektrum IR
Menunjukkan secara khas pita karbonil yang kuat pada bilangan gelombang 1670-1720 cm-1
          Spektrum Massa (GC-MS)

Analisis Tanin
Pendahuluan
Tanin terdapat luas dalam tumbuhan berpembuluh, dalam angiospermae terdapat khusus dalam jaringan kayu
Sifat tannin
          Tanin dapat bereaksi dengan protein membentuk kopolimer mantap yang tidak larut dalam air.
          Dapat membentuk ikatan sambung silang dengan protein sehingga digunakan untuk menyamak kulit
Penggolongan
          Tanin Terkondensasi
         Disebut juga Proantosianidin atau Flavolan
         Terdapat umum pada Gymnospermae dan paku-pakuan serta Angiospermae (terutama tanaman berkayu)
         Merupakan oligomer katekin dan flavan 3,4-diol dengan  bobot molekul 1000 – 3000.
          Tanin Terhidrolisiskan
         Penyebaran terbatas pada Dicotyledoneae
         Terdiri dari ester asam galat dan glukosa (Galotanin) dengan BM 1000- 1500 atau ester asam elagat dan glukosa (Elagitanin) dengan BM 1000-3000.
Analisis Tanin Kondensasi
          Deteksi awal : Jaringan tumbuhan dicelupkan dalam HCl 2M mendidih, selama 30’.  Adanya proantosianidin ditandai dgn timbulnya warna merah yang dapat ditarik dengan amil alkohol atau butil alkohol
          Ekstraksi : dengan Metanol-air atau Etanol –air
          KLT :
pengembang 1 : BAA (14 :1:5) pengembang 2 : HOAc 6% Penampak bercak
          pereaksi fenol lain
          sinar UV : bercak lembayung
          KCKT
Kolom :  Li Chrosorb RP-8
Eluen  :  campuran Air –Metanol
          Kolom
Kolom : Sephadex  G-50
Eluen :  Aseton : Air (1 :1) + As.askorbat 0,1 %
Analisis Tanin Terhidrolisiskan
          Deteksi awal : Adanya tanin terhidrolisis ditandai dgn timbulnya bercak ungu yang menjadi lebih gelap bila diuapi amoniak (sinar UV, pengembang : Forestal)
          Ekstraksi : Aseton-air
          KKt
         Ester galoil tampak berupa bercak berflouresensi ungu yang diperkuat dengan uap amonia
         Elagitanin memberikan reaksi warna yang khas dengan asam nitrit (NaNO3 10% + HOAc) : warna merah yang berubah kemudian menjadi biru indigo
          KCKT
         Kolom : RP-18 Li Chrosorb 10 mm
Eluen :  Air + H3PO3 + asetonitril


Semoga bermanfaat hhe...
Tak lupa kunjungi http://www.poltekkestasikmalaya.ac.id 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar