TEKNOLOGI LIPOSOM
Nur Aji, S.
Farm., Apt dan Linda Wijaya, S. Farm., Apt
Fakultas Farmasi
Program Magister Farmasi
Universitas
Pancasila
2013
ABSTRAK
Liposom umumnya digunakan dalam
aplikasi dermal sebagai sistem pelindung untuk bahan-bahan aktif dan sebagai
bahan yang bersifat melembabkan. Liposom merupakan pembawa berbentuk bulat yang
terdiri dari fosfolipid dengan inti berair (aqueous core). Baik bahan aktif lipofilik atau hidrofilik dapat
dimasukkan dalam pembawa ini. Liposom juga memiliki kemampuan untuk
berpenetrasi ke dalam kulit, membawa bahan aktif menuju situs target di mana
molekul-molekul aktif akan dilepaskan. Liposom yang digunakan sebagai seperti
pembawa untuk sediaan kulit harus berukuran kecil, unilamellar dan dilengkapi
dengan membran yang fleksibel.
Kata kunci : Liposom
|
1.
PENDAHULUAN
Liposom atau gelembung lemak adalah partikel koloid dapat dibuat
dengan turunan molekul, fosfolipid baik dari sumber alam maupun sintetsis kimia 1. Pada
tahun 1960an dan 1970an, berbagai metoda pembuatan liposom dikembangkan untuk
mempelajari proses biologis membran dan ikatan membran protein. Pada tahun 1970an
telah diusulkan sebagai pembawa obat untuk modifikasi indeks terapeutik obat
dengan mengurangi toksisitas atau meningkatkan efikasi (atau keduanya) obat
induk. Banyak kemajuan penelitian liposom pada akhir 1980an dan awal 1990an,
termasuk pemahaman secara terinci polimorfisme lemak. Mekanisme fisiologis
disposisi liposom in vivo dan lemak-obat dan interaksi protein lemak 2.
Saat ini formulasi sedaan perawatan
kulit harus memenuhi standar yang tinggi dalam memberikan efek atau manfaat, di
mana kosmetik yang dapat memperlihatkan
manfaat yang nyata akan lebih disukai, hal ini dikarenakan konsumen
jaman sekarang memiliki pemahaman akan kosmetik melebihi konsumen di masa lalu.
Pengalaman dan pemahaman tentang kosmetik membuat konsumen mengharapkan dan
menuntut kinerja nyata dari produk mereka . Untuk memastikan efektivitas
formulasi kosmetik , bahan-bahan aktif harus dapat mencapai situs target ,
sebagian besar ke dalam epidermis . Penetrasi zat melalui kulit dibatasi oleh
penghalang alami yaitu stratum korneum. Bahan kimia yang umumnya meningkatkan
fluiditas lipid dalam stratum korneum (sc) dapat digunakan untuk meningkatkan
penetrasi ke dalam stratum korneum.8
2.
DEFINISI
LIPOSOM
Liposom merupakan suatu struktur bola tertutup yang tersusun dari
lipid bilayer, yang menyertakan bagian pelarut berair dari lingkungan ke dalam bagian interior/ inti liposom.
Ukuran liposom bermula dari range 20 nm sampai beberapa10 mikrometer dan dapat
terdiri dari satu lapisan (Unilamellar vesicle)
atau beberapa lapisan membran (Multilamellar vesikel) yang masing -masing
dengan ketebalan 4 nm. Liposom
memiliki sifat unik karena
karakter ampifilik dari lipid yang membuat liposom cocok digunakan sebagai
sistem penghantaran obat 3,4 . Walaupun kandungan lemak dapat
bervariasi, banyak formulasi yang digunakan produk sintesis fosfolipid alami,
terutama fosfotidilkolin. Sebuah gambar skematis dari liposom ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar
1.
Bentuk Skematik Liposom 3
3.
KLASIFIKASI
LIPOSOM
Liposom secara umum diklasifikasikan
berdasarkan lapisan (Lamelaritas), ukuran , muatan dan fungsinya. Secara khas
lesitin murni yang disuspensikan dalam air membentuk liposom dengan lingkaran bilayer (Lamelae) dimana setiap lapisan
dipisahkan dari lapisan baerikutnya oleh fase air yang kemudian disebut multilamellar vesicles (MLV). Jika
vesikel kecil terperangkap di dalam vesikel besar kompleks tersebut dinamakan multivesicular vesicles (MVV). Liposom
yang hanya terdiri dari satu lapis bilayer dinamakan unilamellar
vesicles. Liposom unilamellar vesicle
dengan diameter 20 nm-100 nm dinamakan small
unilamellar vesicles (SUV). Unilamellar vesicles dengan ukuran 100-1000 nm dinamakan large unilamellar vesicles (LUV). LUV
dengan ukuran lebih dari 1000 nm dinamakan giant
unilalellar vesicles (GUV). Macam
bentuk liposom dapat dilihat pada Gambar
2.
Konvensional liposom merupakan bentuk
yang paling umum, yang terbuat dari fosfolipid dengan muatan terenkapsulasi
pada bagian internal berair. Liposom yang dilapis dengan beberapa protein, atau
polimer seperti polietilen glikol, biasa disebut sebagai liposom tersembunyi.
Liposom dengan muatan kationik pada permukaannya dinamakan kationik liposom. Unilamellar liposome yang disusun dari fospsfolipid
khusus seperti glycospingolipids yang
merupakan bagian dari ganglion (Atau modifikasi headgroups lainnya) yang
digunakan untuk berikatan dengan sel tertentu, jenis liposom yang demikian
dinamakan liposom tertarget5.
Gambar
2.
Macam bentuk liposom. (a) small
unilamellar vesicles (SUV), (b) large
unilamellar vesicles (LUV), multilamellar
vesicles (MLV) 5.
4.
LIPID
PADA LIPOSOM
Posfolipid (PL) banyak ditemukan dalam
membrane sel sebagai komponen penyusun, yang mana komponen penting digunakan
dalam formulasi liposom. PL tersusun atas dua asam lemak yang di hubungkan
melalui gugus polar terhadap gliserol Tabel
1 4.
Tabel
1. Pengaruh
Pergantisn gugu R1, R2 dan R3 PL Terhadap
sifat membran dan functional atribut
lipid2.
Sifat
Fisika Lipid
PL merupakan contoh khas dari ampifil.
Ampifil merupakan klas molekul organik yang mengandung bagian polar dan
non-polar. Bagian –bagian molekul ini berorientasi sendiri berdasarka pada
interaksi hidrofibik dan hidrofiliknya dalam pelarut polar dan nonpolar bagian
hidrofilik lipid biasanya mengarah ke bagian air dan bagian hid rofobik
sebaliknya. Jika molekul lipid memiliki kepala polar yang lebih besar dan ekor
yang lebih kecil molekul tersebut cenderung membentuk struktur dengan jari-
jari lengkungan yang lebih besar seperti misel. Jika molekul memiliki ukuran kepla sama dengan
ekor, molekul tersebut cenderung membentuk dua lapais dan silinder.
Karakteristik liposom ditentukan oleh sifat permukaan dan membrane seperti
muatan permukaan, interaksi stearik, dan kekakuan membran6. Struktur
fosfolipid yang paling umum ditun jukan pada Tabel 2.
Tabel
2. Hubungan
Bentuk Geometris Ampifil dengan Pembentukan Geometris Misel atau Liposom5
Diantara sifat termodinamik lipid yang
paling penting adalah suhu transisi fase, Tc,
dan enthaplpi yang terkait6. Lemak
lapis ganda dan membran liposom menunjukkan orde yang baik atau fase gel di
bawah temperature transisi fase lemak (Tc) dan kelainan atau fase aliran atas
Tc. Transisi fase lemak diukur dan diekspresikan sebagai Tc, temperature pada
mana proporsi yang seimbang adanya dua fase. Pada temperature yang berhubungan
dengan Tc, kebocoran liposom yang maksimum diamati. Sifat fase membran liposom
menentukan permeabilitas, agregasi, ikatan protein dan untuk mengurangi
derajat, fusi liposom. Karena berbagai Tc tergantung pada panjang dan asal
(jenuh atau tidak jenuh) rantai asam lemak (tabel 1), fluiditas lemak lapis
ganda dapat dikendalikan oleh seleksi dan kombinasi lemak. Misalnya
penggabungan kolesterol pada konsentrasi yang rendah ke dalam lapisan ganda
menyebabkan meningkatnya permeabilitas trans membran, dimana penggabungan
jumlah yang banyak (> 30 mol%) kolesterol dapat menghilangkan fase transisi
dan menurunkan permeabilitas membran pada temperatur > Tc2 (Gambar
3).
Gambar
3.
Fase transisi dari fosfolipid vesikel
(liposom)
Sifat Kimia Lipid
Liposom yang hanya terdiri dari lipid
netral menunjukan kecenderungan besar untuk beragregasi sehingga tidak umum
disintesis. Lipid anionik mencakup fosfatidiserin, fosfatidilgliserol dan
fosfatidilinositol yang terdapat secara alami. Lipid senyawa lainnya seperti
ion zwiter pada pH fisiologis, dan meliputi lesitin, sfignomielin, dan
fosfatidiletanolamin. Akan tetapi banyak dari lipid alami ini mengalami suhu
transisi fase utama yang rendah. Oleh sebab itu lipid- lipid tersebut membentuk
vesikel yang bocor. Stabilitas alami juga dapat ditingkatkan dengan hidrogenasi
(yakni penghilangan ikatan rangkap). Parameter yang dapat menjelaskan secara
kuantiatatif tingkat hidrogenasi adalah dengan bilangan iodium6.
5.
PEMBUATAN
LIPOSOM
Ada beberapa metode yang umum digunakan
dalam produksi liposom, yaitu :
a.
Metode
Dispersi Mekanik
1 Lipid film hidration
Preparasi lipid untik dihidrasi
Ketika
mempersiapkan liposom dengan mencampur
lipid, lipid pertamakali harus dilarutkan dan dicampur di dalam pelarut
organic untuk menjamin homogenitas dari campuran lipid. Biasanya proses ini dilakukan menggunakan kloroform
atau campuran kloroform methanol. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh larutan
lipid yang jernih. Secara khas larutan
lipid disiapkan dengan konsentasi 10-20 mg lipid/ ml dalam pelarut organic atau
konsentrasi bisa lebih jika kelarutan lipid memungkinkan. Pertama larutan lipid
yang pelarutnya di hilangkan atau di
uapkan sehingga menghasilkan lapisan film. Sisa pelarut harus di uapkan
menggunakan nitrogen kering atau uap argon.
Film lipid yang sudah benar- benar kering di simpan di vial atau wadah
yang dilengkapi pompa vakum, dipompa semalam. Film lipid yang kering dapat
diangkat dari pompa vakum, wadah tempat
film lipid ditutup rapat dan disimpan dalam pembeku hingga siap untuk
dihidrasi.
Gambar
4.
Persiapan liposom menggunakan teknik Thin layer evaporated.
Hidrasi film lipid :
Hidrasi
film lipid kering merupakan cara yang simple untuk menambahkan medium ber air
pada lipid kering. Temperature proses
penghidrasian harus diatas temperature
fase transisi dari lipid. Setelah penambahan media penghidraasi suspense lipid
harus dijaga temperaturnya diatas Tc selama proses penghidrasian. Hal ini dapat
dilakukan dengan menggunakan rotary evaporsai tanpa divakum. Media penghidrasi pada umumnya sangat menentukan
dalam pembentuka vesikel lipid. Penghidrasi yang cocok yaitu aqua destilata,
larutan buffer, laline, dan larutan non elektrolit seperti larutan gula (dekstrosa dan sukrosa 10 %).
Sizing of lipid suspension.
Sonikasi : biasanya
digunakan untuk memproduksi Small Unilamelar Vesicles (SUV)dengan range
diameter 15-50 nm. Instrumentasi yanfg paling umum untuk proses sonifikasi
yaitu “bath and probe tip
sonicators”.
Gambar
5.
Sizing of Liposome by sonication
French
Preassure Cell Method.
Metode ini melibatkan
ekstrusi MLV pada 20.000 psi pada 4 ° C. Metode ini memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan metode sonikasi. Yaitu metode ini sederhana, cepat dan reproduksibel. Liposom yang dihasilkan agak lebih besar dari
SUV sonicated. Kelemahan dari metode ini
adalah bahwa suhu sulit untuk mencapai dan volume kerja yang
relatif kecil (Maksimal
sekitar
50 mL).
Gambar
6.
Pembuatan liposom menggunakan French
Preassure Cell Method.
bb .
Metode
Dispersi Pelarut
Ether Injection Method
Suatu
larutan lipid dilarutkan dalam dietil eter atau campuran eter : metanol perlahan-lahan disuntikkan ke larutan atau
bahan bahan yang akan dienkapsulasi pada
55-65 ° C atau di bawah tekanan yang dikurangi. Selanjutnya eter dihilangkan
bawah vakum mengarah ke pembentukan liposom. Kelemahan utama dari Metode adalah
populasi heterogen (70-190 nm) dan memerlukan
suhu tinggi.
Ethanol
Injection Method
Sebuah larutan
lipid-etanol dengan cepat disuntikkan ke ke larutan penyangga. MLVs akan segera terbentuk. Kelemahan metode ini adalah bahwa populasi heterogen (30-110 nm),
liposom sangat encer, sangat
sulit untuk menghapus semua
etanol
karena bentuk azeotrop dengan
air dan kemungkinan berbagai makromolekul
biologis aktif untuk diinaktivasi karena adanya etanol.
Gambar
7.
Pembuatan liposom metode etanol injeksi dan eter injeksi.
c .
Reverse
Phase Evaporation Method
Pertama emulsi
air dalam minyak dibentuk oleh
sonikasi sistem fase
dua yaitu fase air (larutan
Buffer) dan fase minyak yaitu fosfolipid dalam pelarut organik (dietileter atau isopropylether atau campuran
isopropil eter
kloroform). Pelarut organik dihilangkan di bawah tekanan rendah,
mengakibatkan pembentukan gel
kental. liposom terbentuk ketika sisa pelarut
dihilangkan oleh rotary evaporator pada
kondisi vakum. Dengan metode ini
diperoleh efisiensi enkapsulasi
yang cukup tinggi, hingga 65% dapat dalam
media dengan kekuatan ion rendah misalnya
0,01 M NaCl.
Gambar 8. Pembuatan liposom Reverse Phase Evaporation Method
d.
Detergen dialysis : menggunakan
detergen yang cocok sepeti oktil glikosoda, untuk melarutkan lipid kering
kedalam larutan buffer diperlukan proses dialysis untuk menghilangkan deterjen5.
PUSTAKA
1. Lasic.
DD. Novel Applications of Liposomes. Elsevier Science. 1998.
S0167-7799(98)01220-7: 307.
2. Jufri,
Mahadi. Arah dan Perkembangan Liposom Drug Delivery System. Majalah Ilmu
Kefamasian. 2004. Vol. 1 No. 2 ISSN:1693-9883 : 59.
3. Bergstrand,
Nill. Liposomes for Drug Delivery. 2003. ISBN 91-554-5592-:7
4. Naderkhani,
Elenaz. Investigation And
Optimization Of Liposome Formulation For Use As Drug Carrier For The Anticancer
Agent Camptothecin [Thesis]. Department of Pharmacy Faculty of Health
Sciences University of Tromsø. 2011: 6
5. Rosen,
Mayer R. Delivery System Handbook for Personal Care and Cosmetic Products:
Technology, Aplication and Formulation.USE.2005:286-
6. Sinko,
Patrick J, et. al. Farmasi Fisika dan Ilmu Farmasetika. Ed. 5. New Jersey.2003
: 779
7. J.S.
Dua, Prof. A. C. Rana, Dr. A. K. Bhandari. International Journal of
Pharmaceutical Studies and Research. LIPOSOME: METHODS OF PREPARATION AND
APPLICATIONS
8. http://www.sopharcos.com/pdf/flexible-liposomes-for-topical-application-in-cosmetics.pdf
diunggah tanggal 14 oktober 2013.
9. Dua,
J.S et. al. Liposome : Methods of Preparation and Aplication. 2012. B-ISSN
2229-4619: 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar