Sebentar lagi memasuki semester 2, ada baiknya klo kita sedikit membahas tentang mata kuliah apa saja yg ada di semester 2. Mari kita bahas tentang farmakologi.... ^_^
I. KONSEP DASAR
Farmakologi berasal dari kata
pharmacon (obat) dan logos (ilmu pengetahuan). Farmakologi didefinisikan
sebagai ilmu yang mempelajari obat dan cara kerjanya pada system biologis.
Farmakognosi adalah ilmu yang mempelajari tentang bagian-bagian tanaman atau
hewan yang dapat digunakan sebagai obat. Farmasi (English: pharmacy, Latin:
pharmacon) adalah bidang profesional kesehatan yang merupakan kombinasi dari
ilmu kesehatan dan ilmu kimia, yang mempunyai tanggung-jawab memastikan
efektivitas dan keamanan penggunaan obat. Profesional bidang farmasis disebut
farmasis atau apoteker. Farmakologi Klinik adalah ilmu farmakologi yang
mempelajari pengaruh kondisi klinis pasien terhadap efikasi obat, misalkan
kondisi hamil dan menyusui, neonates dan anak, geriatric, inefisiensi ginjal
dan hepar. Farmakologi Terapi atau sering disebut farmakoterapi adalah ilmu
yang mempelajari pemanfaatan obat untuk tujuan terapi. Toksikologi adalah
pemahaman mengenai pengaruh-pengaruh bahan kimia yang merugikan bagi organisme
hidup.
II. Konsep Dasar Farmakodinamika
Farmakodinamika mempelajari efek
obat dalam tubuh atau jaringan hidup atau memelajari pengeruh obat terhadap
fisiologi tubuh.
1. Mekanisme Obat
Efek obat terjadi karena
interaksi fisiko-kimiawi antara obat atau metabolit aktif dengan reseptor atau
bagian tertentu dalam tubuh. Obat bekerja melalui mekanisme sbb:
a. Interaksi obat-reseptor
Obat+Reseptor memberikan efek
farmakologi, disebut agonis. Contoh: agonis reseptor kolinergik/muskarinik a.l.
carbakol, arecolin, methakolin, pilokarpin. Obat+Reseptor menghalangi obat lain
memberikan efek farmakologi, disebut antagonis. Contoh: antagonis reseptor
kolinergik a.l. atropine, ipatropium, skopolamin.
b. Interaksi obat-enzim
Contoh: obat penghambat enzim
asetil kolin esterase (ACE) sehingga memberikan efek kolinergik a.l.
neostigmin, parathion.
c. Kerja non-spesifik (tanpa ikatan
dengan reseptor atau enzim)
Contoh: Na-bikarbonas (merubah pH cairan tubuh),
alcohol (denaturasi protein), norit (mengikat racun atau bakteri).
2. Reseptor Obat
Reseptor dapat berupa protein,
asam nukleat, enzim, karbohidrat atau lemak yang merupakan bagian dari sel,
ribosom, atau bagian lain. Semakin banyak obat yang menduduki reseptor,
berbanding lurus dengan kadar obat dalam plasma. Reseptor yang umumnya dikenal
reseptor kolinergik/muskarinik, reseptor alfa-adrenergik (alfa-1 & alfa-2),
reseptor beta-adrenergik (beta-1 & beta-2).
3. Transmisi Sinyal Obat
Interaksi obat dengan reseptor
bisa menghasilkan efek agonis, agonis parsial, antagonis kompetitif dan
antagonis non-kompetitif.
4. Interaksi Obat-Reseptor
Interaksi obat-reseptor sering
dianalogikan sebagai GEMBOK-KUNCI. Obat adalah Kunci, Reseptor adalah Gembok.
Kecocokan obat dengan reseptor tertentu tergantung pada struktur molekulnya.
5. Kerja Obat yang Tidak
Diperantarai Reseptor disebut juga Kerja Non Spesifik.
III. FARMAKOLOGI DAN SISTEM IMUN
1. IMUNISASI
• Imunisasi adalah memberikan
perlindungan spesifik terhadap patogen-patogen tertentu.
• Imunitas spesifik bisa didapat dari imunisasi aktif atau pasif dan dapat terjadi secara alamiah atau buatan.
• Imunitas spesifik bisa didapat dari imunisasi aktif atau pasif dan dapat terjadi secara alamiah atau buatan.
- Anti Tetanus Serum
• Nama : Tetanus antitoxins.
• Sifat Fisikokimia : Serum yang
dibuat dari plasma kuda yang dikebalkan terhadap toksin tetanus. Plasma ini
dimurnikan dan dipekatkan serta mengandung fenol 0.25% sebagai pengawet.
• Bentuk Sediaan : Ampul 1 ml
(1.500 IU), 2 ml (10.000 IU). Vial 5 ml (20.000 IU)
• Indikasi : Pencegahan dan
pengobatan tetanus.
• Farmakologi : Menetralkan
toksin yang dihasilkan oleh Clostridium tetani dan digunakan untuk memberikan
kekebalan pasif sementara terhadap tetanus, tetapi imunoglobulin tetanus lebih
disukai.
- Analgetik, Antipiretik & Antihistamin
• Analgetik atau obat penghalang
nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau menghalau rasa nyeri tanpa meghalangi
kesadaran.
• Antipiretik adalah zat-zat yg
dapat mengurangi suhu tubuh.
• Anti-inflamasi adalah obat atau
zat-zat yang dapat mengobati peradangan atau pembengkakan.
• Antihistamin (antagonis histamin) adalah zat yang mampu mencegah penglepasan atau kerja histamin. Atas kerja farmakologisnya, analgesic dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu:
• Antihistamin (antagonis histamin) adalah zat yang mampu mencegah penglepasan atau kerja histamin. Atas kerja farmakologisnya, analgesic dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu:
1. Analgetik Perifer (non
narkotik) . Terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak
bekerja sentral.
2. Analgetik Narkotik. Khusus
digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat, seperti fraktur dan kanker.
- Obat golongan Antiinflamasi non
Steroid
• Turunan asam salisilat : aspirin,
salisilamid,diflunisal.
• Turunan 5-pirazolidindion :
Fenilbutazon, Oksifenbutazon.
• Turunan asam N-antranilat : Asam
mefenamat, Asam flufenamat
• Turunan asam arilasetat :
Natrium diklofenak, Ibuprofen, Ketoprofen.
• Turunan heteroarilasetat :
Indometasin.
• Turunan oksikam : Peroksikam,
Tenoksikam.
2. ANTIHISTAMIN
• Obat yang dapat mengurangi a/
menghilangkan kerja histamin dalam tubuh melalui mekanisme p’hambatan bersaing
pada sisi reseptor H1 dan H2
• Antagonis-H1 : untuk pengobatan
gejala-gejala akibat reaksi alergi.
• Antagonis-H2 : untuk mengurangi
sekresi asam lambung pada pengobatan tukak lambung
3. HISTAMIN
• Senyawa normal yang ada dalam
jaringan tubuh ( sel mast & basofil ).
• Berperan thd berbagai proses
fisiologis penting yaitu mediator kimia yang dikeluarkan pada fenomena alergi
seperti rhinitis, asma, urtikaria, pruritis dan anafilaksis.
Efek Histamin + reseptor H1
• Kontraksi otot polos usus &
bronki, Meningkatkan permeabilitas vaskular, Meningkatkan sekresi mukus
peningkatan cGMP dl sel, Vasodilatasi arteri permeabel thd cairan & plasma
protein sembab, pruritik, dermatitis, & urtikaria. Efek ini diblok oleh
antagonis-H1
• Contoh antagonis H1 :
diphenhydramine, chlorpheniramine, fexofenadine, loratadine
Efek Histamin + reseptor H2
Efek Histamin + reseptor H2
• Meningkatkan kecepatan kerja
jantung, Meningkatkan sekresi asam lambung penurunan cGMP dl sel &
peningkatan cAMP dl sel tukak lambung. Efek ini diblok oleh antagonis-H2
• Contoh Antagonis H2: Simetidin,
Ranitidin HCL, Famotidin, Roksatidin Asetat HCl
4. KORTIKOSTEROID
• Obat-obat golongan
kortikosteroid seperti prednison, dexametason dan hydrocortisone memiliki potensi
efek terapi yang cukup ampuh dalam pengobatan berbagai penyakit seperti asma,
lupus, rheumatoid arthritis dan berbagai kasus inflamasi lainnya.
• Tapi kortikosteroid juga
memiliki berbagai efek samping, oleh karena itu sebelum menggunakan
kortikosteroid apalagi dalam jangka waktu lama dan dosis tinggi sebaiknya
berhati-hati.
IV. FARMAKOLOGI DAN SISTEM
HEMATOLOGI
- Antikoagulan
Dibagi menjadi 2 sub-kelompok,
yaitu
1. Antikoagulan parenteral,
contoh : Heparin
2. Antikoagulan oral, contoh :
Warfarin. Antikoagulan oral mengantagonisasi efek vitamin K. Efek samping utama
semua antikoagulan oral adalah pendarahan
Antiplatelet
Antiplatelet
• Antiplatelet (antitrombosit)
bekerja dengan cara mengurangi agregasi platelet, sehingga dapat menghambat
pembentukan trombus pada sirkulasi arteri, di mana trombi terbentuk melalui
agregasi platelet.
• Contoh : Asetosal, Dipiridamol
- Fibrinolitik
• Fibrinolitik yang bekerja sebagai trombolitik dengan cara mengaktifkan plasminogen untuk membentuk plasmin, yang lebih lanjut mendegradasi fibrin dan dengan demikian memecah trombus.
• Fibrinolitik yang bekerja sebagai trombolitik dengan cara mengaktifkan plasminogen untuk membentuk plasmin, yang lebih lanjut mendegradasi fibrin dan dengan demikian memecah trombus.
• Contoh : streptokinase,
urokinase, alteplase.
- Hemostatik dan
antifibrinolitik
• Defisiensi faktor pembekuan
darah dapat menyebabkan pendarahan.
• Pendarahan spontan timbul
apabila aktivitas faktor pembekuan kurang dari 5% normal.
• Contoh obat : Asam traneksamat
Semoga Bermanfaat......
Kunjungi Juga: